SEMARANG, IDNPublik – Dari Uji publik Grand Design Keolahragaan Tahun 2020 yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Jumat (18/12) di Semarang, Jawa Tengah, Prof Syahrial Bachtiar diantaranya yang tampil memaparkan Optimalisasi Sistem Identifikasi Bakat Olahraga.
Hal tersebut jelas menjadi yang perdana bagi Prof. Syahrial menjelaskan pentingnya memahami suatu sistem identifikasi dan pengembangan bakat, tahapan, dan ekosistem yang terintegrasi dalam pengembangan olahraga prestasi untuk Indonesia di hadapan pejabat Kemenpora, utusan Fakultas Ilmu Keolahragaan serta pelaku olahragan nasional lainnya.
Namun sebelum di kegiatan program kerja Kemenpora tersebut, Prof Syahrial yang juga pendiri Yayasan Sekolah Olahraga itu juga telah memperkenalkan sistim identifikasi bakat kekalangan guru-guru TK/PAUD dan kalangan guru-guru olahraga.
Prof Syahrial Bachtiar, walau sebagai dosen FIK UNP, berkat kepercayaan sahabat-sahabatnya di berbagai kampus FIK di Indonesia juga dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Olahraga Repbulik Indonesia (ISORI). Sehingga memudahkannya untuk konsolidasi dan sosialisasi tentang ekosistem olahraga Prestasi dan sistem identifikasi bakat yang Di kembangkan Yayasan Sekora- Padang, yang merupakan hasil kerjasamanya dengan Tim Pakar identifikasi bakat dari Negara belanda, Belgia dan Jerman.
Pada kesempatan uji publik grand design olahraga nasional itu, yang berlangsung di ruang rapat Gumaya Tower Hotel Jalan Gajah Mada No. 59-61 Kembangsari Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang Jateng itu, Prof Syahrial Bachtiar mengulas kondisi keolahragaan nasional sekaligus memaparkan sistem identifikasi bakat Sekora-Han- Gent.
“Menghadirkan yang terbaik dalam diri” merupakan sikap yang diharapkan dalam upaya pengembangan bakat bagi semua anak. Setiap anak memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang, oleh sebab itu pengembangan program yang disesuaikan dengan kebutuhan anak sangat dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar mereka,” demikian salah satu yang dikemukakannya.
Diungkapkannya, ada banyak sekali kelompok “tersembunyi” anak-anak yang berbakat di Indonesia, sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia.
Menurut Prof Syahrial, banyak anak yang berpotensi menjadi atlet profesional dan bahkan mampu bersaing pada level tertinggi dalam berbagai cabang olahraga.
“Namun, kita saksikan hingga saat ini hanya sedikit medali yang dimenangkan Indonesia pada pertandingan Olimpiade. Performa terbaik bagi seorang atlet tidak terjadi secara kebetulan. Itu diawali dengan proses yang panjang dan kompleks,” tegasnya.
Ditambahkannya, secara global, kecenderungan dalam identifikasi dan pengembangan bakat lebih menekankan pada performa jangka pendek. Persaingan yang sengit dan investasi pada dasarnya ditujukan kepada para atlet yang sedikit banyaknya telah terbukti bahwa mereka memiliki potensi untuk mengukir prestasi di level tertinggi. (*/root)