LAMPUNGTENGAH, IDNPublik – Mengidap disabilitas tuna rungu (tidak bisa menndengar) dan tuna wicara (tidak bisa bicara), Sandi warga Kampung Selatan Sulusuban kini terkena penyakit liver pasca ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.
Sebelumnya, Sandi tinggal digubuk reot peninggalan orang tuanya seorang diri tanpa melakukan apapun karena keterbatasan yang diidapnya.
Setelah sebulan lebih hidup sendiri, Sandi diketahui terkena penyakit kuning yang mengakibatkan kini dirinya hanya bisa terbaring lemas dirumah salah satu kerabat orang tuanya.
“Awalnya kena penyakit kuning, saya sebagai (Bibi) bersama suami sekarang yang merawat Sandi,” ujar Mbah Warsinah, salah satu kerabat yang saat ini merawat sandi di kediamannya dengan seadanya.
Ketika ditanyai oleh awak media mengapa tidak biarkan Sandi dirawat di rumah sakit, Warsinah mengatakan dirinya tidak memliki uang yang cukup untuk melakukan itu, sedangkan BPJS yang Sandi miliki sudah mati/tidak bisa digunakan lagi.
“Maunya begitu, tapi dari rumah sakit sini dirujuk ke Bandar Lampung. BPJS nya kemarin sudah saya buat sama pak kepala kampung tapi sampai sekarang belum jadi katanya seminggu lagi,” lanjut Warsinah.
Ia juga mengatakan, selama ini uluran bantuan berdatangan hanya dari warga sekitar, sedangkan pihak kampung atau pemerintah belum pernah datang.
Dirinya berharap, agar pihak kampung, kecamatan maupun pemerintah kabupaten untuk membantu meringankan biaya pengobatan Sandi agar lekas sembuh.
Sementara, Jasmari (54) salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan, Sandi sakit kanker hati. Sudah tiga bulan ini terbaring sakit di rumah bibinya.
“Dulu pernah dibawa ke rumah sakit, kebentur biaya dan tidak punya BPJS, sehari-harinya dibawa pulang untuk dirawat di rumah bibinya,” kata Jasmari. (red)