Desa Pintar Cintamulya

1266

Lampung Selatan, IDNPublik.com

Hari ini, Selasa (30/11) saya berkesempatan mengunjungi desa yang menjadi target program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung. Desa Cintamulya. Lokasinya di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan.

Program Layanan Keuangan Tanpa Kantor. Disingkat Laku Pandai. Program unggulan OJK yang bertujuan menyediakan produk-produk keuangan sederhana, mudah dipahami, dan sesuai kebutuhan masyarakat.

Saya sendiri bukan satu-satunya media yang diundang. Hampir 100 media online, cetak dan elektronik turut diundang oleh OJK Lampung. Sampai harus diperlukan 2 bus untuk mengangkut rekan-rekan media.

Desa Cintamulya merupakan salah satu desa diantara ribuan desa laku pandai yang ada di Provinsi Lampung. Jika dari Bandarlampung, butuh sekitar 90 menit perjalanan untuk sampai di sana.

Sesampainya di kantor Kelurahan Cintamulya. Kami disambut oleh Kepala Desa Cintamulya Dwi Handayani dan Sekretaris Desa Muhammad Taba.

Desa ini biasa disebut desa pendidikan dan desa pesantren. Tidak heran dalam perjalanan saya melihat beberapa plang pondok pesantren. Setidaknya ada 5 pondok pesantren di desa berluas 761,133 hektar ini. Kemudian 5 lembaga TPA, 5 lembaga TK/PAUD, 5 lembaga SMP/MTs, dan 5 lembaga SMA/SMK/MA. Begitu menurut Kepala Desa Cintamulya Dwi Handayani.

“Desa kami dijuluki desa pendidikan atau desa pesantren, disini ada sekitar 30 lembaga pendidikan formal dan nonformal di sini,” katanya.

Dalam paparan Sekdes Muhammad Taba, meskipun mayoritas warga desa Cintamulya berprofesi sebagai petani dan lulusan SD, ini tidak menjadi halangan untuk menjadikan desa ini menjadi Smart Village. Desa pintar yang juga menjadi program Pemerintah Provinsi Lampung.

Ini bisa terlihat di lapangan. Yang menarik, E-Samdes yang dikelola oleh BUMDes setempat sudah bisa beroperasi. Warga tidak perlu lagi pergi ke kantor Samsat yang butuh waktu sekitar 40 menit. Hanya untuk membayar pajak. Kini cukup datang ke Balai Desa.

“Bayar pajak kini bisa di BUMDes Balai Desa, gak perlu lagi datang jauh-jauh ke kantor Samsat. Biayanya pun tidak mahal, karena ini merupakan program dari pemerintah yang tujuannya untuk memudahkan warga,” jelasnya.

Dalam proses pembayaran pajak di Balai Desa ini menggunakan 2 aplikasi. Pertama aplikasi E-Samdes. Aplikasi ini untuk mendapatkan kode pembayaran. Lalu berikutnya aplikasi L-Smart. Aplikasi laku pandai dari Bank Lampung ini untuk proses pembayaran.

Bahkan pengurus BUMDes pun punya program jemput bola guna mengingatkan warganya dalam membayar pajak.

“Kami datangi rumah-rumah warga, kami lihat kapan jatuh tempo pembayaran pajaknya. Kemudian kami data, lalu kami buat alarm peringatan di hp. Kalau berbunyi, kami telpon yang bersangkutan. Warga sangat terbantu,” kata Yanto salah satu pengurus BUMDes E-Samdes Desa Cintamulya.

Namun lanjut Yanto, kendala ada pada dua aplikasi yang menurutnya belum matching. Bisa dibilang belum selaras. Membutuhkan sekitar 2 sampai 3 hari prosesnya setelah melakukan pembayaran via aplikasi L-Smart.

“Memang proses sekitar dua sampai tiga hari, ini yang membuat warga agak bingung. Karena KTP dan stnk asli mereka kan kita yang pegang. Jadi mereka juga butuh jika mau keluar desa,” keluhnya.

Kepala Cabang Bank Lampung Kalianda Maltisnoh pun memberi penjelasan, bahwa itu bukan karena dua aplikasi yang belum selaras. Melainkan, ada proses pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) di kantor samsat. Dan memang menurut saya pun itu membutuhkan waktu.

“Bapak-bapak jangan kuatir, memang dalam pembayar pajak motor itu kan stnk nya perlu di cap, dan itu yang membutuhkan waktu. Jadi bukan masalah di aplikasi. Jadi jika bapak-bapak misalnya ada apa-apa di jalan bisa tunjukkan bukti pembayaran, karena itu dalam proses,” katanya sambil menenangkan.

Tidak hanya Laku Pandai dan E-Samdes, di sini pun ada Galery Investasi yang bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Pintraco Squiritas. Menurut saya ini juga sangat positif dalam mengedukasi warga tentang pasar modal. Menurut salah seorang warga yang bernama Solihin, slogan one stop financial service di Cintamulya sudah merata. Akses untuk Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mini juga sudah banyak.

Namun menurutnya minat warga sangat minim sekali soal investasi ini. Dikarenakan sudah banyak warga sekitar yang tertipu oleh investasi bodong.

“Saya berharap Kepala OJK Lampung bisa lebih intens mengedukasi warga akan pentingnya investasi ini,” mintanya.

Bak gayung bersambut, Kepala OJK Lampung Bambang Hermanto pun langsung memberi tanggapan soal itu. Ke depan, OJK akan menjalankan program galeri edukasi di tingkat SMA/SMK sederajat. Ini menarik menurut saya. Investasi pasar modal ditanamkan sejak dini.

“Ke depan kami akan punya program galeri edukasi di tingkat SMA. Kami beri edukasi pada adik-adik, supaya tahu betapa pentingnya investasi. Nanti kan mereka yang menjelaskan kepada orang tua. Karena orang tua mereka yang punya modal,” katanya.

Berkat kerja keras Pemprov dan OJK Lampung, saat ini sudah 2.435 desa sudah tercover program Laku Pandai. Tinggal 100 desa di Lampung yang belum tercover karena masalah jaringan. Semoga Pemprov Lampung bisa mengatasi masalah jaringan di desa yang belum tersentuh internet agar percepatan pemulihan ekonomi segera terwujud.

BUMDes Cintamulya pun saat ini sedang mengembangkan pati bengkoang menjadi sebuah masker atau biasa di sebut facial mask. Masker kecantikan. Akan segera dipasarkan setelah lulus uji BPOM. Luar biasa.

Setelah melihat secara langsung desa inklusi keuangan Cintamulya ini, saya meyakini ekonomi di Lampung segera bangkit dan menuju Desa Pintar (Smart Village) seutuhnya. Semoga.  

(Deni Setiawan)

Facebook Comments