BANDARLAMPUNG, IDNPUBLIK.COM — Beberapa pengurus Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Provinsi Lampung mempertanyakan Musyawarah Daerah (Musda) yang akan digelar pada 22 Mei 2022 mendatang.
Sekretaris Lembaga Kareta Do Indonesia (Lemkari) Lampung, Indra mengaku dirinya bersama pengurus Forki Lampung lainnya mendapat undangan penyelenggaraan Musda Forki Lampung. Namun, undangan itu didapat dari Ketua Forki Lampung, Hannibal.
“Ada beberapa hal yang kami pertanyakan yakni langsung ketua Forki yang mengundang. Seharusnya ada panitia yang kasih undangan Musda itu,” ujarnya, Minggu 15 Mei 2022 di Korem 043/Gatam.
Indra mengungkapkan, Ketua Forki Lampung Hannibal ingin kembali mencalonkan diri sebagai ketua dan meminta dukungan para pengurus. Jadi ia dan pengurus lainnya mempertanyakan pencalonan tersebut.
“Jadi kami bertanya-tanya, padahal beliau sebagai Ketua Forki langsung yang mengadakan Musda sekaligus mengajukan ketua kembali,” tuturnya.
Selain itu, dia pun menyebut Forki sebagai organisasi tidak berjalan seperti ada kegiatan Musda yang akan digelar pada Mei 2022, tidak adanya pembentukan panitia serta tidak melibatkan pengurus lainnya.
“Padahal Forki ini organisasi tapi kenapa tidak berjalan, kan biasanya kalau ada kegiatan Musda pasti ada pembentukan panitia tapi ini tidak ada sama sekali bahkan kami tidak dilibatkan dan selama pengurusan tidak pernah ada rapat besar,” paparnya.
“Pak Hanibal sudah 3 priode, kalau dimaju kembali bisa 4 priode. Kalau di ADRT pusat dua kali. Tapi kalau provinsi bisa dua atau lebih dengan catatan pertama tidak ada calon lagi, kedua harus ada prestasi secara organisasi Forki,” sambungnya.
Keluhan juga disampaikan Ketua Harian Institut Karate Do Indonesia (Inkai) Lampung, Ulul Azmi Sholtiasyah mengatakan, selama dirinya didapuk sebagai Ketua Bidang Organisasi Forki Lampung mulai dapat SK pengurus 2018-2022, belum pernah ada pelantikan pengurus.
“Sampai sekarang saya belum pernah dilantik, selain itu tidak pernah ada rapat pengurus baik evaluasi maupun kinerja serta rapat daerah yang menentukan kebijakan arah Forki ini,” ujarnya.
Ia pun mempertanyakan kenapa Musda dipercepat. Padahal waktunya masih 7 bulan lagi. Selain itu, tidak adanya koordinasi dengan pengurus sehingga pengurus mempertanyakan kegiatan Musda.
“Kawan-kawan kami semua menyampaikan bahwa kenapa Musda. Padahal Musdanya itu harusnya digelar 23 Desember 2022 bukan Mei ini. Nah saya bingung ini ada apa? Maka itu kami bertanya-tanya kenapa dipercepat,” terangnya.
Dia bersama pengurus Forki lainnya berharap kedepannya dapat mencari pengurus baru dan mampu membawa organisasi Forki Lampung lebih baik lagi. (*)