Karnaval Topeng Di Festival Krakatau 2023 Dipastikan Minim Kearifan Lokal

70

BANDARLAMPUNG, IDNPUBLIK.COM – Dibuka Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam Festival Krakatau (K-Fest) yang menampilkan kirab Budaya Topeng justru menuai kritik warga Lampung, pasalnya dari penampilan peserta rata-rata tidak menampilkan kearifan lokal hanya beberapa saja yang mereprestasikan budaya Lampung yakni Topeng Sekura dari Lampung Barat dan Tuping Dari Lampung Selatan.

Selain dari Sekura dan Tuping , rata-rata penampilan peserta hanya menggunakan topeng kolaborasi yang justru tidak mencerminkan budaya Lampung, Gubernur Lampung pun saat membuka tidak memakai topeng yang mencontohkan bahwa ini acara K- Fest Karnaval Topeng, termasuk Sekdaprov Fahrizal Darminto, maupun Wagub Chusnunia Chalim disaat acara mulai berjalan.

Berdasarkan pantauan, Bahkan terlihat peserta dari salah satu instansi atau OPD yang dikerahkan guna menampilkan parade sejumlah Wanita Lampung yang menggunakan Baju Adat Pepadun namun menggunakan topeng, hal yang aneh karena dalam penggunaan baju adat Pepadun tidak ada penggunaan topeng.

Selain itu penampilan salah satu instansi yang diunggah Plh Kadis Kominfotik Lampung dalam akun tiktok @achmadsaefulloh69 terlihat sejumlah wanita menampilkan tradisi Nyubuk Majeu namun menggunakan topeng. Ini yang disebut tidak memahami.

“Nyubuk majeu itu memang budaya Lampung, namun cukup menggunakan penutup wajah dari sarung dan tidak menggunakan topeng sangat aneh melihatnya, justru bukan artistik namun cenderung merusak budaya local,” cetus Hamzah yang sengaja datang dari Desa Selagai, Lampung Tengah untuk melihat acara tersebut, Sabtu (8/7/2023).

Selain mengkritik penggunaan Topeng di penampilan Nyubuk Majeu, Pria asli Lampung ini juga mengaku heran dengan penampilan wanita menggunakan Baju Adat Pepadun lengkap dengan Siger namun menggunakan topeng.

Ia berpendapat hal itu sangat janggal, meskipun Festival Karakatau bukan acara adat Lampung namun setidaknya tidak membuat warga yang tidak paham dengan budaya Lampung semakin tersesat dengan penampilan yang diluar pakem.

“Ya kalau bisa disesuaikan saja bang, aneh saja melihatnya. Semestinya porsi kearifan local lebih dikedepankan tapi ini justru diberikan asessoris yang sama sekali bertolak belakang dengan budaya Lampung,” sesalnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu di skay Hotel Bukit Randu, mengakui jika Festival karakatau akan diisi dengan Festival budaya Topeng dan peserta boleh memakai topeng apa saja meski bukan kearifan local.

Bobby mengakui jika budaya topeng yang terkenal hanya Sakura dan Tuping oleh sebab itu Ia menyarankan peserta bebas berkreasi memakai topeng saat acara tersebut.

“Silahkan pakai topeng apa saja pakai topeng Doraemon pun boleh karena ini namanya festival budaya topeng, selain dari Topeng Sekura dan Tuping nanti juga ada nyubuk majeu, namanya karnaval, ya kita ajak sebanyak banyak masyarakat yang menonton,” ucap Bobby.

Ditanya terkait anggaran, kisaran 500 an lah, silahkan tanya ke Influenser yang lebih paham, karena kita tidak menggunakan EO, tapi mengunakan Influenser dan Medos, ucap Bobby.

Namun kebanyakan dari peserta rata-rata menggunakan topeng kreasi yang tidak mewakili budaya Lampung selain dari Sekura dan Tuping.

Diketahui Pemprov Lampung melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) setempat menggelar kirab budaya topeng dalam Festival Krakatau (K-Fest) di Jalan Sultan Agung, Bandar Lampung, Lampung, Sabtu (8/7/2023).

Karnaval yang diikuti 3.000 pelajar dan mahasiswa se-kabupaten kota di Provinsi Lampung tersebut merupakan rangkaian dari Festival Krakatau 2023 yang menjadi kalender tahunan pariwisata Provinsi Lampung.

Lampung hanya mengenal Topeng Sekura dari Lampung Barat dan Tuping dari Lampung Selatan sedangkan nyubuk majeu tidak termasuk dalam budaya topeng.

Nyubuk majeu biasanya dilakukan pada malam hari yang dilakukan oleh ibu-ibu atau gadis, setiapa keluarga mempelai diharuskan memakai penutup wajah (sarung) yang hanya terlihat matanya saja.(**)

Facebook Comments