Kinerja Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan II 2023 Mengalami pertumbuhan

224

LAMPUNG, IDNPUBLIK.COM – “Pemulihan Permintaan Dukung Pertumbuhan Positif Ekonomi Lampung TW II 2023” Berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) Senin, 7 Agustus 2023, Kinerja perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan II 2023 tumbuh 4,00% (yoy), sedikit melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,94% (yoy).

Pertumbuhan pada triwulan laporan ditopang oleh peningkatan kinerja Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi
Pemerintah di tengah melambatnya kinerja investasi dan sektor eksternal. Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan II 2023 berdasarkan ADHB tercatat sebesar 114,82 triliun dan
berdasarkan ADHK (2010) sebesar Rp69,05 triliun.

Kinerja perekonomian Lampung pada triwulan II 2023 yang tumbuh melambat disebabkan oleh penurunan kontribusi sektor eksternal seiring dengan peningkatan total impor. Net ekspor pada triwulan II 2023 tercatat mengalami kontraksi 29.25% (yoy) dengan sumbangan terhadap PDRB sebesar -0,51% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang memiliki sumbangan 0,74% (yoy).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh impor Provinsi Lampung pada triwulan II 2023 yang tumbuh 11,42% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,08% (yoy) dipengaruhi oleh penurunan kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran. Sementara itu, kinerja ekspor tumbuh melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu menjadi sebesar 9,83% (yoy) dari 10,12% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Moderasi kinerja ekspor dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor Refined Palm Oil (RPO) dan batu bara sejalan dengan normalisasi IHKEI dan
penurunan permintaan US, India, dan Tiongkok.

Penurunan kinerja ekspor RPO juga diikuti oleh terkontraksinya kinerja ekspor produk turunan kelapa sawit lainnya, seperti bungkil inti kelapa sawit dan palm olein. Dari sisi permintaan domestik, kinerja investasi tumbuh positif meski melambat.

Investasi atau PMTB pada triwulan laporan tercatat tumbuh 2,18% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan 2,83% (yoy) pada triwulan sebelumnya akibat penurunan aktivitas investasi non-bangunan untuk
aneka mesin dan alat angkutan. Penurunan tersebut terkonfirmasi dari impor luar negeri untuk barang modal non-angkutan dan barang modal mobil penumpang yang masing-masing terkontraksi 70,69% (yoy) dan 60,02% (yoy).

Di sisi lain, kinerja permintaan domestik lainnya pada triwulan II 2023 mengalami peningkatan. Konsumsi RT tercatat tumbuh 5,87% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 4,88% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja konsumsi RT terutama didorong oleh meningkatnya aktivitas belanja pada periode HBKN Idul Fitri 1444 H yang didukung oleh perbaikan pendapatan petani, pendistribusian Tunjangan Hari Raya (THR), dan penurunan tekanan inflasi pada yang lebih cepat dari perkiraan awal.

Kinerja konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 4,54% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 3,01% (yoy) sejalan dengan peningkatan kinerja belanja APBN, untuk belanja pegawai dan belanja
barang dan jasa, serta belanja APBD untuk belanja pegawai.

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), kinerja perekonomian Lampung pada triwulan II 2023 yang tumbuh melambat disebabkan oleh penurunan kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Pertambangan dan Penggalian. Kinerja LU Industri Pengolahan pada triwulan laporan terkontraksi 0,51% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,31% (yoy).

Penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh penurunan produksi Industri Pengolahan Nanas dan Gula untuk Industri. Penurunan kinerja Industri Pengolahan Gula untuk Industri sejalan dengan volume impor gula rafinasi yang terkontraksi 28,95% (yoy) akibat level harga gula dunia yang meningkat ke USD 25/lbs pada April – Juni 2023 jika dibandingkan dengan USD 21/lbs pada Januari – Maret 2023. Kinerja LU Industri Pertambangan dan Penggalian pada triwulan laporan terkontraksi 1,77% (yoy), lebih dalam jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,62% (yoy), lebih dalam jika dibandingkan dengan -1,62% (yoy) pada triwulan sebelumnya sejalan dengan berlanjutnya tren penurunan produksi lifting
minyak bumi PHE OSES.

Sementara itu, kinerja contact intensive sectors tetap tumbuh kuat meski melambat. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran pada triwulan laporan tumbuh 9,97% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan 14,29% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, kinerja LU Transportasi dan Pergudangan tumbuh melambat menjadi 19,32% (yoy) dari 25,80% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Penurunan kinerja kedua sektor tersebut terutama disebabkan oleh faktor normalisasi base effect akibat
COVID-19. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran yang melambat juga dipengaruhi oleh penurunan
penjualan yang bersumber dari produksi LU Industri Pengolahan. Selanjutnya, meski tercatat melambat, pertumbuhan kuat dari LU Transportasi dan Pergudangan didorong oleh akselerasi mobilitas pada periode HBKN Idul Fitri 1444 H dan pelaksanaan World Surf League (WSL) Krui Pro 2023 di Pesisir Barat yang diikuti 300 peselancar dari 14 Negara.

Di sisi lain, pertumbuhan positif perekonomian Lampung pada triwulan II 2023 ditopang oleh perbaikan kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan LU Konstruksi serta peningkatan kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada triwulan laporan tumbuh 1,45% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan -0,79% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan produksi LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan didorong oleh peningkatan produksi tebu dan kedelai, serta
meningkatnya permintaan sapi dan kambing menjelang HBKN Idul Adha 1444 H. Kinerja LU Konstruksi pada triwulan laporan tumbuh 2,37% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 0,94% (yoy) sejalan dengan pertumbuhan realisasi pengadaan semen di Lampung yang mengalami perbaikan. Lebih lanjut, kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum tercatat tumbuh 18,02% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 14,37% (yoy).

Peningkatan kinerja LU Penyediaan Akmamin didorong oleh kenaikan permintaan akomodasi dan
makanan jadi menjelang periode HBKN Idul Fitri 1444 H dan pelaksanaan World Surf League (WSL) Krui Pro 2023.
Kedepan, perbaikan kinerja ekonomi Provinsi Lampung diperkirakan terus berlanjut, meski risiko dari sektor eksternal perlu diwaspadai. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang optimal serta
menjaga stabilitas makroekonomi, diperlukan upaya bersama dari seluruh pihak, antara lain:
1. Memperkuat permintaan domestik dengan mendorong peningkatan produktivitas Lapangan
Usaha Utama antara lain Lapangan Usaha Pertanian, terutama subsektor tanaman pangan, melalui peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) dan benih berkualitas, penguatan askes pembiayaan procyclical bagi Petani, serta memastikan ketersediaan pupuk
berkualitas di Provinsi Lampung di tengah tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina;
2. Memperkuat peran belanja APBN dan APBD sebagai stimulus kinerja perekonomian dan pengendalian inflasi daerah melalui peningkatan efektivitas dan perluasan multiplier effect dari program pengembangan ekonomi dan pengendalian harga Pemerintah Daerah, serta optimalisasi SiLPA;
3. Memperkuat strategi dan koordinasi untuk meningkatkan ketahanan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui:
a. Upaya mendorong peningkatan kinerja sektor usaha melalui program hilirisasi di sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan (beras, ubi kayu, dan jagung), subsektor perkebunan (CPO dan tebu), dan subsektor hortikultura (aneka cabai); dan
b. Upaya memperkuat model bisnis dan pembiayaan guna mendorong akselerasi hilirisasi pangan ;
4. Melakukan identifikasi dan penjajakan terkait potensi kemitraan guna perluasan pemasaran produk hasil olahan melalui koordinasi dengan BUMN, BUMD, industri pengolahan, pelaku usaha ritel, dan digital platform.
5. Memperkuat kolaborasi dengan akademisi atau stakeholders lainnya dalam hal Research and Development terkait produk olahan berbasis market demand.
6. Melanjutkan dukungan untuk mendorong peningkatan pergerakan wisnus dan mengoptimalkan pembukaan wisman guna mendukung pemulihan ekonomi melalui dukungan kepada sumber pertumbuhan perekonomian baru;
7. Akselerasi digitalisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan inklusivitas, termasuk implementasinya untuk mendukung fiskal daerah; dan
8. Memperkuat koordinasi pengendalian inflasi melalui sinergi TPIP-TPID didukung GNPIP untuk menjaga ekspektasi inflasi memitigasi risiko El Nino, serta upaya penguatan ketahanan pangan
nasional. (*)

Facebook Comments